Belajar Dari Hidup Almarhum Julia Perez

Posted on Updated on

IMG_3813[1]Meninggalnya Julia Perez memberikan renungan sendiri bagi saya pribadi.

Pentingnya Hidup sehat, dan mahalnya kesehatan yang merubah pola pikir saya mengenai hidup.

Masih melekat dibenak saya sosok Julia Perez melalui media televisi. Seorang artis terkenal, diidolakan, paras cantik body aduhai, mengenai harta, jangan ditanya.

Selain Julia Perez, masih hangat diingatan saya juga yaitu almarhum Olga Saputra, semua mungkin tahu bahwa Olga Saputra termasuk presenter dengan bayaran termahal di Indonesia. Rumah mewah, bergelimpangan harta dimana-mana.

Berita berpulangnya dua artis pada Sang Pencipta ini benar-benar menohok sanubari saya.

Saya sebagai anak muda, mempunyai impian besar tuk meraih kesuksesan, dalam hal ini kesuksesan yang saya maksud iyalah kemapanan hidup secara materi. Dan saat ini saya masih jauh, jauh dari standar kesuksesan itu, karena poin penilaian kesuksesan saya hanyalah kemapanan.

Untuk menggapainya saya tidak segan mengambil kerja di hari libur, mengambil kerja tambahan selepas pekerjaan utama saya, menggeluti usaha dagang online disela-sela kesibukan. Semua itu bertujuan untuk mengumpulkan pundi-pundi kemapanan. Bahkan tak jarang saya merasa gerah dengan suami yang cepat mengambil ijin kerja bila merasa sakit pada kakinya yang menurut saya “Haduh, sakit gitu aja dah bolos kerja”. Karena saya pribadi, walau ditengah kondisi fisik drop sebagaimanapun saya harus tetap kerja, tuk menambah nilai nominal gaji tiap minggunya. Semua itu demi menggapai kemapanan sesuai yang saya harapkan.

Tiap hari yang ada dalam pikiran saya hanya, apa yang bisa saya lakukan lagi, kerja tambahan apa lagi yang bisa saya ambil, bisnis apa lagi yang harus saya coba. Hingga hal itu mempengaruhi pemikiran saya mengenai momongan, “Ah, nanti dulu punya anaknya, klo udah settle down“.

Tapi jika merenungkan kisah hidup Julia Perez dan Olga Saputra, dengan gaya hidup mewah dalam kehidupan mereka yang bergelimang harta, serta ketenaran, mereka hanya diijinkan Tuhan tuk sebentar saja menikmati masa-masa manis itu.

Teringat ungkapan aktor dunia Jet Li, dalam wawancaranya Jet Li mengatakan “Jangan menjual 30 tahun umurmu untuk uang, dan membeli 30 tahun selanjutnya”. Pernyataan itu jelas sebagai nasehat untuk kita semua, dimana diketahui kondisi Jet Li saat ini bisa dibilang “ambruk”, bergantung pada kursi roda karena penyakitnya yang disebabkan kesibukan luar biasa dimasa muda.

Para pelakon inilah membuat mata hati saya terbuka, mungkin saat ini saya merasa bahwa saya masih muda, fisik bugar, kinerja otak luar biasa. Karenanya saya tidak ingin menyia-nyiakan masa muda saya. Mapan dini, pensiun dini, liburan keliling dunia, terdengar sempurna mimpi saya bukan? Tapi apa yakin saya bisa benar-benar menikmatinya nanti? Apa yakin rencana Tuhan pun seiya sekata dengan harapan saya?

Jika saya boleh berandai-andai, kalau saja Olga Saputra segera memeriksa kesehatannya sedini mungkin saat ia merasakan sakit kepala ditengah kesibukannya, andai Julia Perez gemar Pap Smear dan menyempatkan vaksin disela-sela libur syuting, andai Jet Li menuruti nasehat dokter saat dia masih muda, mungkin cerita mereka akan berbeda, tapi kembali lagi pada TAKDIR, no body knows, meski peramal kondang atau anak indigo sekalipun.

Dan saat ini pandangan kesuksesan saya mengalami pergeseran, mendapat kesehatan fisik dan mental, bersama dengan orang-orang terkasih yang juga sehat, dengan kecukupan materi, itu suatu anugrah yang tak terbeli.

Kalaupun “waktuku” tak selaras dengan “harapku”, tak inginku lalui sisa akhir hidupku dalam penderitaan (penyakit).

Berikan hambamu beserta keluarga, teman-teman serta pembaca semua kesehatan ya Allah.
Amiin 🙏

Leave a comment